Minggu, 29 Mei 2016

Pejuang Subuh


Rasulullah SAW bersabda :
“Barang siapa yang melakukan sholat Subuh berjamaah, maka seolah-olah dia telah shalat seluruh malamnya.” (Hadist Riwayat Muslim no. 656)

Wahai para lelaki! Apa yang membuatmu enggan untuk melakukan sholat Subuh berjamaah? Bukankah hadist diatas bisa menjadi motivasi kita agar senantiasa untuk sholat Subuh berjamaah? Apa lagi alasanmu wahai para pemimpin? Masih ngantuk? Jika Subuh saja engkau masih mengantuk, lalu bagaimana dengan tahajjud mu? Apa kau tidak cemburu dengan orang yang selalu bermesraan dengan Allah disepertiga malamnya? Lalu alasan lainnya.. engkau malas melangkahkan kaki ke masjid karena langit yang masih gelap? Tapi, bukankah gelapnya subuh itu masih lebih gelap ketika kita berada di dalam kubur? Wahai para calon imam!  tolong beritahu aku, alasan lainnya sehingga kau enggan berjamaah di masjid. Karena aku yakin, setiap wanita pasti ingin memiliki pendamping laki-laki yang sholat subuh nya berjamaah di masjid. Bukankah begitu, ukhty?

Ah aku jadi teringat almarhum papa ku dulu.. Selama beliau hidup, aku belum pernah melihat papa sholat subuh dirumah. Papa selalu sholat subuh berjamaah di masjid. Makanya aku amat bangga bisa jatuh cinta pertama kali kepada papa. Lalu, bagaimana aku bisa jatuh cinta kepada laki-laki yang sholat subuh nya masih dirumah? Kurasa tidak mungkin.

Setelah membaca tulisan ini, niatkan segera untuk bangun lebih awal, agar bisa sholat subuh berjamaah. Awalnya mungkin berat. Tapi paksakanlah. Saya yakin setelah anda terbiasa sholat subuh berjamaah, anda akan merasakan nikmatnya. Gak percaya? Ayo buktikan!

Dan untukmu para wanita yang terlanjur membaca tulisan ini, ku harap kau tidak menyesalinya. Walaupun kau tidak dapat pahala Subuh berjamaah seperti laki-laki, setidaknya kau dapat melaksanakan amalan yang paling dicintai Allah. Yaitu sholat tepat waktu.

Kalian mungkin tertanya-tanya “Kenapa udara waktu subuh lebih segar?”

Dijawab oleh Ulama :

“Karena belum bercampur dengan nafas orang munafik yang tak bangun Subuh”

Masyaa Allah..


Cita-cita kami jamaah sholat Subuh bagaikan sholat Jumat. Semoga suatu saat nanti bisa menjadi kenyataan. Mari kita aamiin kan bareng-bareng. AAMIIN. Salam Pejuang Subuh!



Rabu, 25 Mei 2016

Jangan Baper (Bawa Perasaan)

Ukhty..

Bila ada ikhwan yang memperhatikan kita, jangan kegeeran. Sebab dia punya mata. Toh pasti yang dilihat bukan cuma kamu doang. Jadi jangan baper..

Bila ada ikhwan yang bersikap baik padamu, terjemahkan itu sebagai hal yang ilmiah. Sebab sudah naluri laki-laki bersikap baik pada perempuan. Jadi jangan baper..

Bila buku mu jatuh dan dia ambilkan, itu normal. Tidak ada yang special. Jadi jangan baper..

Bila kamu bertemu di jalan dan dia mengucapkan salam, bukan berarti ia tertarik padamu, dia hanya menjalankan sunnah. Jadi jangan baper..

Bila diantara teman-teman mu hanya kamu yang disapa, jangan baper. Bisa saja kebetulan dia hanya ingat namamu. Kebetulan. Jadi jangan baper..

Bila ada ikhwan yang meminta nomor handphone mu, anggaplah itu hal yang biasa. Sebab manusia hidup perlu bantuan. Siapa tau suatu saat dia butuh bantuan, lalu dia akan menghubungimu supaya lebih gampang. Jadi jangan baper..

Bila suatu saat dia membalas chatmu memakai emot, bukan berarti dia ada rasa, bisa saja sebagai pencair suasana pertemanan. Cukup itu saja. Jadi jangan baper..

Dan untukmu; Akhy..

Hati wanita itu lembut. Ketika ia diberi lampu hijau oleh seseorang yang dicintainya, perasaannya pasti melayang hingga menembus langit ke-7. Dan saat dia tahu ternyata itu hanya sebagai candaan saja, perasaannya lain, ia seperti dijatuhkan dari langit ke-7 hingga ke bumi. Sakit bukan? Jadi, jangan buat hati wanita itu baper jika kamu tidak ada niat untuk menikahinya. Karena memang sudah sifat asli wanita mudah terbawa perasaan.


Oleh karena itu untuk para lelaki, jangan buat hati wanita baper.  Dan untuk para wanita, jangan mudah baper. Kalo begitu, adil bukan?

Last, jangan jadi generasi muda yang baperan!!!. okeee? ^^ (ini nasehat untuk diri saya pribadi).


Senin, 23 Mei 2016

Ketika Cinta Menyapamu

Memang, rasa cinta adalah fitrah manusia. Tak ada satupun dari kita yang bisa menolak hadirnya sebuah rasa. Yang jadi masalah, di jaman ini kita salah menempatkan rasa yang telah Allah anugerahkan. Padahal jika kita mencintai seseorang, tak harus dilalui dengan jalur pacaran lho. Ada jalur yang lebih mulia tapi tetep romantis, yaitu mencintainya dalam diam. 
Mumpung lagi bahas masalah cinta, puput ada sedikit tips nih buat kalian yang sedang jatuh cinta :

1. Jika kita mencintai seseorang, jangan sampai melebihi rasa cinta kita kepada Allah.
    Well, ada yang tahu kenapa puput memberi tips ini diawal? Kenapa ngga diakhir aja? Atau ditengah? Jadi gini sob, sekarang banyak orang yang kalo udah jatuh cinta, lupa sama Sang Maha Cinta. Jadi yakin ngga tuh, cinta nya datang dari Allah? Atau hanya dari nafsu semata? Jadi biar bagaimanapun, cinta Allah kudu tetep nomor satu ya.

2.
Jangan diungkapin sebelum waktunya tiba
    Sabar ya sob, tips yang kedua ini emang butuh extra kesabaran yang luar biasa. Dan ini pun sakitnya melebihi patah hati loh, karena dengan cintamu tak diketahui oleh si dia, jadi si dia bebas mau deket dengan wanita mana pun. Toh, dia kan gatau kalo kamu menyimpan rasa untuknya. Tapi gapapa sob, cukup kita sama Allah aja yang tau, karena kita gatau fitnah bisa berhembus kapanpun. Pendem aja gapapa, biar cintanya dijaga sama Allah.

3. Berdoa
    Nah ini nih yang kudu bin wajib kamu lakukan. Yappp, apa lagi kalo bukan doa. Hati-hati ya sob, jangan sampai meremehkan tips yang terakhir ini. Karena dengan doa bisa merubah yang buruk menjadi baik,  yang berat menjadi ringan, dan pastinya bisa merubah yang tidak mungkin menjadi mungkin. Wahh, sungguh hebat bukan? Jadi kalo kita jatuh cinta, sebut namanya dalam doa, minta sama Allah agar hadirnya bisa mendekatkan kita ke Surga. Atau doa nya terserah kalian deh hehe.


Nah, gimana sob tips nya sangat mudah bukan? Semoga bermanfaat ya! Semoga yang saat ini hanya bisa memandangnya dari jauh, mencintainya dalam diam, dan merindukannya dalam untaian doa, semoga kelak bisa bertemu dengannya di depan penghulu. Hehehe. Aamiin daaahh. Oke salam JOSH dari puput, jomblo sampai halal =)





Minggu, 22 Mei 2016

Sepucuk Surat Untuk Papa

Assalamu'alaykum, pah..

Papa apa kabar?

Papa lagi apa?

Papa pasti disana lagi bahagia ya ditemani amalan-amalan sholeh papa. Semoga begitu pah. Seperti doa yang sering ku panjatkan kepada Illahi.

Pah, puput tak pernah menyangka jika puput harus ditinggalin papa secepat ini, ketika puput masih duduk dibangku sekolah. Terkadang kalo puput lagi kumpul sama temen-temen, saat itu juga rasanya puput ingin kabur pah, puput merasa berbeda dengan mereka, mereka masih mempunyai papa sedangkan puput engga. Ingin rasanya menangis saat itu pah, tapi Allah selalu meminta puput untuk kuat.

Pah, maafkan puput yang apa adanya ini, tak romantis seperti anak-anak yang lain. Ketika kau pulang kerja, aku tak berani memelukmu. Aku hanya bisa mencium tanganmu seraya berdoa agar Allah senantiasa menjagamu, lalu mengambilkan segelas air untukmu yang terlihat lelah kehausan. Tapi kau tahu pah? Padahal saat itu ingin rasanya aku berlari menyambutmu dengan senang hati, lalu memelukmu dan berkata “Aku sayang papa”. Ah tapi aku bodoh. Aku terkalahkan oleh gengsi diriku sendiri. Maafkan puput pah..

Pah, ketika sebulan sebelum papa ninggalin puput, ketika papa sakit harus melawan penyakit, saat itu juga puput udah merasa kehilangan papa. Suasana dirumah jadi sepi pah. Yang biasanya dirumah cuma bertiga, tapi ketika ada papa berasa ada sepuluh, rame banget. Terus saat berangkat dan pulang sekolah, biasanya kan puput diantar jemput papa. Tapi sekarang? Puput kangen itu semua pah puput kangeeennn. Puput ikhlas pah ketika papa sakit puput harus memijit kaki dan tangan papa. Mungkin kaki dan tangan papa pegel ya harus bekerja demi cari uang buat puput sekola, buat puput jajan, dll. Puput pun ikhlas ketika harus mengganti pampers papa, membuang air kecing papa, mengelap badan papa. Puput ikhlas pah. Karena semua yang puput lakukan itu tak sebanding dengan apa yang papa lakukan saat puput masih kecil.

Pah, jangan khawatir. Sebaik apapun laki-laki yang puput cintai, tetap papa yang paling baik bagi puput. Kelak nanti, akan ada seorang laki-laki yang akan menggantikan papa dalam hidup puput. Tapi tenang pah, puput akan cari laki-laki yang seperti papa. Yang bisa menjaga puput sebaik papa. Makanya papa bisikin sama Allah, agar puput diberi pendamping yang baik, yang sholeh, sebagai pengganti papa nanti.

Pah, puput seneng, karena sebentar lagi bulan Ramadhan akan tiba. Tapi rasa senang tahun ini berbeda, karena bagi puput kurang lengkap rasanya jika tak merayakannya bersama papa. Buka puasa nanti pasti sepi banget, apalagi jika sahur nanti. Puput ngga bisa naik motor berdua dengan papa lagi untuk mencari menu buka puasa. Yaa Allah, berat sekali ujian dari-Mu..

Pah, yang tenang disana. Puput disini selalu minta sama Allah, agar puput bisa dipertemukan dengan papa di Syurga kelak. Aamiin..



Anakmu tercinta,


Puput

Senin, 09 Mei 2016

Layaknya Rezeki, Maut pun Datang Tak Disangka-Sangka

“Put papa hari ini mau pulang loh” Begitulah kalimat pertama kali yang diucapkan kaka saat aku menjawab telfonnya.

“Papa hari ini pulang? Wah udah sembuh dong berarti. Anter ke rumah sakit sekarang dong kak, puput pengen jemput papa” Jawabku, dengan penuh semangat.

Kaka pun menjemputku disekolah. Padahal saat itu belum jam pulang. Lalu kita berangkat menuju Rumah Sakit. Di perjalanan, aku selalu membayangkan saat-saat bersama papa dulu, ketika papa sehat. Aku masih ingat, dulu papa sering membangunkanku untuk tahajjud, tapi aku justru malah membuatnya marah lalu tidur kembali. Tapi papa terus mencoba untuk membangunkan ku, bagaimanapun caranya. Akhirnya papa pun sholawatan di dekat telinga ku, kenceeeng banget. Sampai akhirnya aku tak bisa nolak, aku  harus mengikuti permintaan papa, yaitu bangun lalu sholat tahajjud. Dan..  gara-gara kejadian sederhana itu, alhamdulillah jadilah puput yang sekarang ini. Terimakasih, pah. Aku rindu dengan semua caramu membangunkanku.

“Senyam-senyum, cepet turun, udah nyampe nih!” kata kakak ku, dengan teriakan maungnya mulai bergentayangan ditelingaku.

Waktu memang tak cukup jika untuk bernostalgia semua moment aku dan papa. Tapi aku tak peduli. Yang penting sekarang aku harus pergi ke ruangan papa lalu membawanya pulang. Yeah, rasanya seperti liburan panjang telah tiba. Bahagia sekali menyambut papa pulang. Karena aku sudah tak sabar ingin menceritakan tentang banyak hal. Termasuk menceritakan sosok laki-laki yang sedang ku kagumi saat ini.

Aku pun membuka pintu kamar papa. Dari situ, aku melihat ruangan telah tertata rapih. Semua barang telah dimasukkan ke dalam tas. Yeah, berarti papa hari ini jadi pulang. Tapi, alangkah terkejutnya diri ini saat melihat kondisi papa saat itu. Mata papa sudah melihat ke atas. Hembusan nafas yang dikeluarkannya pun sudah tak stabil.

“Pa, katanya mau pulang? Kok mau pulang kondisinya malah makin parah? Papa ngga lagi becanda kan?” Tanyaku, sedikit cemas.

Namun papa tak menjawab pertanyaanku. Malah sepertinya papa tak mengerti dengan pertanyaanku tadi. Lalu, entah kenapa air mata ini tiba-tiba membasahi pipi. Tak tega rasanya melihat cinta pertama ku terbaring lemah tak berdaya. Aku pun pergi ke kamar mandi, disana aku menangis sejadi jadinya. Aku malu jika harus menangis di depan papa. Aku malu. Tak lama aku dipanggil oleh mama ku. Aku pun menemuinya dan aku merasa bahwa dunia ini seperti sedang kiamat. Saat jantung papa berhenti berdetak, air mata penyesalan ini banjir membasahi pipi. Diri ini langsung lari dan teriak memanggil perawat. Seolah tak peduli menjadi sorotan mata orang banyak. Perawat pun langsung membawa alat detak jantung. Tapi sepertinya, jantung papa sudah tak berfungsi lagi. Dan perawat pun menutup mata papa lalu mengucapkan “Innaillahi wainna ilaihi rojiun”. Entah apa yang harus aku lakukan saat itu. Ingin menyalahkan takdir, tapi itu tidak mungkin. Tak terasa, rintik hujan dimataku semakin larut. Hingga diri ini sempat tak sadarkan diri.

Usai maghrib, jenazah papa langsung dibawa ke rumah. Sesampai dirumah, raga ini lemah saat melihat bendera kuning terpampang didepan rumah. Perlahan demi perlahan kaki ini bergerak menelusuri jalan. Terlihat saat itu ratusan orang berada disekitar rumah. Aku tak sanggup melihatnya, Yaa Allah. Hingga tak sadar, diri ini jatuh tak berdaya.

Ah sudahlah.. Aku malu jika harus mengingat kejadian itu. Kenapa aku lemah sekali? Padahal aku tahu bahwa Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur’an :
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ اْلمـَوْتِ
  
“Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati” 

Kalo begitu, berarti kita semua akan mati. Hanya cara dan waktu nya saja yang berbeda. Mungkin saat itu adalah waktu nya Allah untuk memanggil papa. Aku harus bisa terima semua ini. Toh, semua ini milik Allah. Bukankah kepada Allah juga kita akan kembali?

Saat ini, aku seperti orang cacat. Dimana aku hidup, agar bisa berdiri tegak dengan 2 tongkat, yaitu dua orang yang berjasa untukku. Ia adalah mama dan papa ku. Kini, papa ku sudah tiada. Jadi aku kehilangan satu tongkat ku. Akan tetapi, aku mempunyai kakak-kakak yang bisa menjadi pengganti tongkat ku yang hilang.


“Terkadang Allah mengambil kembali apa yang Dia titipkan pada kita disaat kita tak ingin melepaskannya, mungkin itulah cara Dia mengingatkan kita, bahwa sejatinya tak ada yang abadi di Dunia ini”